Skip to main content

Teknik Fisika

Teknik fisika (Inggris: engineering physics) adalah ilmu teknik atau rekayasa yang mempelajari berbagai bidang aplikasi ilmu dasar, ilmu terapan dan pemanfaatan teknologi. Insinyur teknik fisika diharapkan memiliki basis matematika, fisika, kimia yang kuat serta ilmu perekayasaan yang menonjol karena bidang pekerjaannya yang cakupannya sangat luas dimulai dari industri hulu hingga hilir.

Saat ini di Indonesia pendidikan Teknik Fisika dilaksanakan di empat universitas yaitu Institut Teknologi Bandung di Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya, Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta dan Universitas Nasional di Jakarta.
Penjelasan Umum

Teknik Fisika atau Engineering Physics adalah disiplin ilmu yang tumbuh seiring dengan dan sebagai tanggapan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia. Sejarah menunjukkan bahwa program pendidikan Teknik Fisika di seluruh dunia, khususnya di Amerika Serikat, Eropa dan Kanada, berkembang dimulai sejak tahun 1940-an setelah perguruan tinggi menyadari perlunya mendidik satu jenis pendidikan keinsinyuran yang mempunyai dasar yang kuat dan cukup luas terdiri dari ilmu-ilmu fisika dan matematika, serta dasar-dasar engineering sesuai dengan perkembangan terakhir. Disiplin baru ini diharapkan dapat menjembatani, mendekatkan dan turut serta dalam berbagai kegiatan riset ilmu-ilmu terapan yang mendukung pengembangan perekayasaan dan teknologi (engineering and technology).

Pada saat ini, para lulusan disiplin-disiplin perekayasaan dan teknologi yang dikelola sesuai dengan pembagian disiplin ilmu-ilmu teknik secara tradisional umumnya menghasilkan lulusan dengan keahlian spesifik dan terspesialisasi. Hubungan antar disiplin perekayasaan dan teknologi tersebut dengan ilmu-ilmu dasar murni dan ilmu dasar terapan belum terjembatani. Adanya engineer yang dibekali dengan basis matematika dan fisika yang kuat dan cukup lebar dapat meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan R&D dan pemanfaatannya secara cepat di sektor-sektor industri dan dunia usaha. Program studi Teknik Fisika dengan demikian dapat memasuki seluruh tahap proses hulu ke hilir dalam aplikasi ilmu-ilmu dasar, ilmu-ilmu terapan hingga di sektor hilir pada pengembangan engineering dan pemanfaatan teknologi. Oleh karena fungsi, visi dan misinya, profesi Teknik Fisika sering disebut sebagai frontier engineering, dan mampu bergerak pada garis batas pengembangan teknologi baru yang memanfaatkan ilmu-ilmu dasar, matematika dan fisika.

Disamping itu, perkembangan yang cepat dari teknologi mutakhir (advanced technologies) memerlukan insinyur-insinyur yang mempunyai kemampuan antar-disiplin dan mampu dengan cepat mengasimilasikan dirinya untuk memanfaatkan kemajuan-kemajuan terakhir dari ilmu pasti dan alam. Seorang mahasiswa Teknik Fisika akan mendapatkan bekal yang cukup ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika dan matematika) serta ilmu-ilmu keteknikan dari berbagai cabang (teknik mesin, teknik elektro, teknik kimia, teknik material). Integrasi dari ilmu-ilmu pengetahuan ini sangat diperlukan untuk pengembangan teknologi tinggi, baik yang berlangsung saat ini maupun yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, pendidikan Teknik Fisika pada strata pertama (S1) ditekankan pada penguasaan ilmu dasar sains dan engineering yang kokoh, sehingga lulusannya dapat berperan sebagai katalisator atau integrator/ koordinator/ fasilitator/ project leader dimana usaha-usaha yang bersifat multidisiplin dalam industri, penelitan dan pengembangan (R&D / research and development) dan kegiatan-kegiatan lainnya. Pada strata yang lebih tinggi (S2), program pendidikan diarahkan untuk memberikan bekal pada penguasaan ilmu-ilmu baru dan penerapannya dalam berbagai bidang kajian dan industri. Bidang-bidang kajian yang kini menjadi pilihan antara lain Computational Materials Science & Engineering, Optics and Fiber Optics, Laser Communication, Instrumentation and Computation Systems, Medical Instrumentations and Biophysics, Control System and Engineering, dan Built-in Environment, Vibration and Acoustics.

Sejarah Teknik Fisika di Indonesia
Pendidikan Teknik Fisika pertama kali diadakan di ITB Bandung pada tahun 1950-an. Seiring dengan berjalannya waktu, tingkat penyerapan industri di Indonesia semakin tinggi terhadap insinyur sehingga program pendidikan yang sama perlu dibuka ditempat lain yaitu di ITS Surabaya.

Sejarah Teknik Fisika di ITB, Bandung

Pendidikan Teknik Fisika tumbuh di Indonesia atas prakarsa ketua Fakulteit Teknik Universitas Indonesia, yang memandang perlu mengisi lapisan pemisah antara sains dan Teknologi. Pada tahun 1950, Prof. Dr.Ir. A. Nawijn, seorang ahli fisika teknik (natuurkundig Ingenieur) bangsa Belanda, ditunjuk untuk mengelola jurusan pendidikan teknik yang masih baru itu dengan nama Natuurkundig Ingenieur Afdeling. Pada tahun 1959 pendidikan teknik tersebut diberi nama Bagian Fisika Teknik yang tergabung dalam Departemen Fisika/Fisika Teknik, dengan ketua Prof.Ir. M.U. Adhiwijogo. Dalam waktu lima tahun, jumlah mahasiswa bagian Fisika Teknik berjumlah 25 orang. Selama perjalanan sejarahnya, Teknik Fisika ITB mengalami beberapa kali perubahan struktur organisasi:
Tahun 1963, Bagian Fisika Teknik menjadi bagian dari Departemen Fisika Teknik dan Teknologi Kimia. Tahun 1972, menjadi Departemen Fisika Teknik, salah satu departemen di bawah Fakultas Teknologi Industri. Tahun 1980, menjadi Jurusan Teknik Fisika dibawah Fakultas Teknologi Industri. Tahun 1999, menjadi Departemen Teknik Fisika dibawah Fakultas Teknologi Industri. Tahun 2005, menjadi Program Studi Teknik Fisika dibawah Fakultas Teknologi Industri. Apapun namanya, pendidikan Teknik Fisika secara konsisten mengajarkan dasar matematika dan rekayasa yang kuat pada mahasiswanya, serta selalu mengejar teknologi terkini yang melibatkan fenomena-fenomena fisika. Pada tahun 2007, program studi Teknik Fisika memiliki kapasitas mahasiswa (student body) sekitar 500 orang, dengan total lulusan lebih dari 2000 sarjana S1, 100 sarjana S2 dan 15 sarjana S3.

Sejarah Teknik Fisika di ITS, Surabaya

Program Studi Teknik Fisika pada awalnya merupakan Pada awal berdirinya, bulan Nopember 1965, jurusan ini merupakan salah satu Jurusan di Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) ITS, yang pertama kali berdiri pada Nopember 1965. Dalam perkembangannya, sejak tanggal 10 Nopember 1983 bidang studi ini berkembang menjadi jurusan terpisah dan berdiri di bawah Fakultas Teknologi Industri ITS dengan nama Program Studi Teknik Fisika. Pemisahan secara resmi ditetapkan dalam Keputusan Dirjen Dikti RI No. 116/Dikti/Kep/1984. Keberadaan Jurusan Teknik Fisika di FTI saat ini tertuang dalam STATUTA ITS No.0443/o/1992 tanggal 18 Nopember 1992.

Pada tahun 1995 Jurusan Teknik Fisika FTI - ITS membuka program studi D3 Instrumentasi sebagai jawaban atas tingginya permintaan pasar terhadap tenaga ahli madya di bidang instrumentasi, dimana calon mahasiswa Program Studi D3 Teknik Instrumentasi berasal dari beberapa SMU dan SMK yang mayoritas di Jawa timur yang proses penerimaannya dilaksanakan secara terpadu dengan program Studi D3 lainnya di ITS. Sedangkan lulusan pertama Program Studi D3 Teknik Instrumentasi FTI - ITS terjadi pada semester genap 1997 / 1998. Sekitar 30% aktivitas di Program Studi D3 Teknik Instrumentasi merupakan pendidikan untuk meningkatkan keahlian lulusan melalui praktikum di Laboratorium dan Kerja Praktek.

Jurusan Teknik Fisika adalah salah satu Jurusan di Fakultas Teknologi Industri ITS yang memberikan bekal ke mahasiswanya berupa ; Ilmu Fisika dan matematika yang kuat serta rekayasa keduanya ( Rekayasa Instrumentasi, Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan, Rekayasa Bahan, Rekayasa Energi dan Pengkondisian Lingkungan serta Rekayasa Fotonika ), sehingga lulusannya cepat beradaptasi dengan lingkungan kerjanya, hal ini merupakan ciri yang unik dari program pendidikan teknik fisika.

Kurikulum

Kurikulum Program Sarjana (S1) di Teknik Fisika berlangsung dalam tiga tahap dengan total kredit adalah 144 sks. Pada tahap pertama atau Program Tahap Persiapan Bersama (TPB) mahasiswa akan mempelajari ilmu-ilmu dasar. Pada tahap kedua atau Tahap Sarjana Muda, mahasiswa akan mempelajari dasar-dasar ilmu rekayasa, dan pada Tahap Sarjana, mahasiswa akan dibekali dengan bidang-bidang keahlian yang diminatinya.
Bidang Keahlian Teknik Fisika
Bidang-bidang keahlian bidang Teknik Fisika antara lain :
Kelompok Bidang Keahlian Instrumentasi dan Kontrol
Kelompok Bidang Keahlian Fisika Bangunan, Akustik dan Energi
Kelompok Bidang Keahlian Rekayasa Bahan (Semi konduktor, Super konduktor, Komposit, Bahan Elektronik)
Kelompok Bidang Keahlian Optik dan Laser
Bidang Ilmu Dasar
Fisika
Kimia
Konsep Teknologi
Matematika
Humaniora
Dasar Rekayasa
Matematika Rekayasa
Fenomena Gelombang
Termodinamika
Elektronika
Medan Elektromagnetik
Metode Pengukuran
Fenomena Transport
Sistem Logika Digital
Kontrol Otomatik
Fisika Material
Teknologi Sensor
Beberapa kuliah pilihan
Instrumentasi dan Pengukuran Industri
Analitik
Akustik
Optik
Kontrol Modern
Sistem Kontrol Cerdas
Teknik Pencahayaan
Teknologi Proses Material
Manajemen & Ekonomi Kerekayasaan

Profil Lulusan dan Lapangan Kerja

Lulusan Teknik Fisika bekerja di berbagai industri sebagai insinyur profesional di bidang instrumentasi dan kontrol (instrumentation and control), akustik dan teknik pencahayaan (lighting), teknologi bahan (material science), serta tata udara (refrigeration and air conditioning), staf peneliti di bidang teknologi terapan, staf pengajar di institusi pendidikan. Kelebihan yang spesifik dari lulusan Teknik Fisika adalah kemampuannya untuk bekerja dengan sistem yang melibatkan secara simultan banyak aspek fisika dan teknik.

Meskipun demikian, dunia industri di Indonesia pada umumnya hanya mengenal keahlian instrumentasi dan kontrol adalah keahlian dari alumni Teknik Fisika. Sehingga profesi insinyur instrumentasi (instrument engineer), insinyur pengendalian (control engineer), dan lain-lainnya selalu ditempati oleh para insinyur lulusan Teknik Fisika. Industri yang menyerap lulusan Teknik Fisika

Industri Rekayasa dan Konstruksi

Industri ini dimotori oleh perusahaan-perusahaan yang menangani rancang bangun suatu pabrik dari atas kertas hingga sampai mulai beroperasi. Dalam pengerjaan rancang bangun suatu industri sudah bisa dipastikan ada peralatan instrumentasi yang mengukur maupun yang mengendalikan didalamnya. Perusahaan ini biasa dikenal sebagai perusahaan EPC (engineering, procurement and construction). Berikut adalah beberapa nama perusahaan nasional maupun multinasional yang bergerak dalam bidang rancang bangun pabrik dan banyak memiliki insinyur instrumentasi didalamnya: PT Tripatra, PT Rekayasa Industri, PT McDermott Indonesia, PT IKPT, PT Amec Berca, PT KBR Indonesia, PT Gunanusa Fabricator, PT. Technip, PT CeriaWorley, PT Pertafenikki, PT Saipem, dll.

Industri Produk Sistem Instrumentasi dan Integrator Sistem

Industri ini dimotori oleh perusahaan-perusahaan yang memproduksi sistem instrumentasi dan kontrol (vendor) maupun perusahaan yang bersifat melakukan perancangan sistem kendali pabrik terintegrasi. Adanya produksi instrumentasi dengan berbagai jenis merek, memungkinkan suatu pabrik menggunakan sistem instrumentasi dan kontrol dengan merek yang berbeda-beda dimulai dari lapangan sampai ke tingkat manajemen parbik. Dibutuhkan suatu usaha untuk mensinkronkan kerja dari alat-alat tersebut supaya berfungsi dengan baik dan optimal. Suatu perusahaan bisa murni melakukan pekerjaan integrasi sistem ataupun melakukan pekerjaan integrasi sistem sekaligus menjual produk instrumentasi. Berikut adalah beberapa nama perusahaan nasional maupun multinasional yang bergerak dalam bidang rancang bangun pabrik dan banyak memiliki insinyur instrumentasi didalamnya: PT Yokogawa Indonesia, PT Widya Pandu Ekatama, PT Control System Indonesia, PT Transavia Otomasi Pratama, PT Wifgasindo Dinamika Instrument Engineering, PT Somit Karsa Trinergi, dll.

Industri Pengolahan dan Manufaktur

Pabrik yang sudah berjalan memerlukan insinyur instrumentasi dan kontrol untuk melakukan perawatan, penyelesaian masalah ataupun perancangan sistem baru yang akan ditambahkan pada pabrik. Industri pengolahan ini memiliki banyak ragam dari mulai industri hulu hingga hilir seperti industri minyak dan gas, industri pupuk, industri semen, industri makanan dll. Industri manufaktur memiliki banyak ragam dari mulai industri manufaktur elektronika, manufaktur kendaraan bermotor (mobil/motor), manufaktur peralatan industri, dll. Berikut adalah beberapa nama perusahaan nasional maupun multinasional yang bergerak dalam bidang rancang bangun pabrik dan banyak memiliki insinyur instrumentasi didalamnya: PT ExxonMobil Oil Indonesia, PT Pertamina E&P, PT Medco Indonesia, PT Pupuk Kaltim, PT Chandra Asri, PT Semen Gresik, PT Unilever Indonesia, PT Panasonic Indonesia, PT Astra International, dll.

Beberapa Lulusan Teknik Fisika yang Menonjol

Meskipun banyak sekali lulusan Teknik Fisika yang berprofesi insinyur sebagai karir pertamanya, tak sedikit pula yang sudah sukses menduduki posisi yang menonjol dibidangnya Kusmayanto Kadiman sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia dibawah pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Fadel Muhammad sebagai Gubernur Gorontalo, Rama Royani sebagai pemilik berbagai macam perusahaan yang bergerak dibidang instrumentasi dan Ahmad Faisal sebagai Corporate Senior Vice President, Marketing and Trading di PT Pertamina.
(Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas-franz_aditya)

Comments

Popular posts from this blog

Stasiun Gubeng ke Gresik

Beberapa hari lalu aku mengadakan perjalanan ke Gresik, sebuah kabupaten di sebelah utara Surabaya . Sebelum melakukan perjalanan aku mencari info jalan yang ternyaman dan termudah dari kotaku, Jogja, ke Gresik. Ada beberapa pemikiran yang muncul yaitu naik kereta atau naik bis. Menurut pemikiranku keduanya cukup nyaman dan mudah tapi setelah berpikir cukup lama, aku memutuskan untuk naik kereta karena lebih cepat dari pada naik bis yaitu kereta sekitar 5,5 jam sedangkan menggunakan bis sekitar 8 jam. Stasiun Gubeng Dari situlah masalah mulai muncul karena harus naik apakah aku ke Stasiun Gubeng, lalu aku mulailah mencari informasi di internet. Secara kebetulan ada sebuah forum backpakers yang membicarakan hal tersebut, namun dari solusi yang diberikan hanya ada satu solusi yang menurutku cukup baik yaitu setelah ke Gubeng jalan ke depan Universitas Airlangga lalu naik angkot atau bemo (sebutan angkot di Surabaya) yang menuju Terminal Osowilangun setelah itu barulah n

Penguat Operasional (Op Amp)

Di dalam sistem kontrol sering kali k eluaran da ri sens or nilainya tid ak sesuai yang diharapkan yaitu nila inya mudah untuk diola h. Oleh karena itu perlu ada nya pengolah sinyal agar sinyal keluaran dari sensor dapat kita olah terlebih dahulu agar keluarannya seperti yang diharapkan. Penguat operasional atau sering disebut op-amp merupakan komponen elektronika yang berfun gsi untuk me mperkuat sinyal arus searah ( DC ) maupun arus bolak-balik ( AC ). Pada prinsipnya penguat operasional hanya bekerja sebagai penguat sinyal bukan penguat daya . Penguat operasional terdiri atas trans istor, resistor d an kapasitor yang dirangkai dan dikemas dalam rangkaian terpadu ( integrated circ uit ). Simbol op-amp ditunjukka n pada gambar di bawah ini. Vin merup akan masukan sinyal, Vout keluaran sinyal, A besar penguatan dan VCC sumber tegangan. Simbol Op-Amp Karakteristik op-amp ideal adalah kondisi op-amp sesuai dengan teori. Karakteristik op-amp ideal adalah sebag

ISP (In System Programming)

Untuk memasukkan program ke dalam mikrokontroler selain dibutuhkan komputer dan software pendukung juga dibutuhkan hardware yang sering disebut dengan downloader atau uploader. Dua istilah ini sering membingungkan karena sebenarnya program didownload apa diupload, sebenarnya sama saja hanya dari sudut pandang mana kita melihatnya. Kalau dilihat dari komputer maka istilah yang tepat yaitu kita meng-upload program ke mikrokontroler namun kalau dilihat dari dari mikrokontroler maka yang tepat yaitu kita men-download program ke mikrokontroler. Dengan downloader kita dapat memrogram mikrokontroler secara serial maupun secara pararel namun yang umum digunakan adalah secara serial dengan teknik ISP (In System Programming). ISP sendiri merupakan fasilitas yang dimiliki mikrokontroler AVR untuk melakukan proses membaca maupun menulis kode program tanpa harus melepas mikrokontoler dari sistem. Dengan fasilitas ini kerusakan mikrokontroler akibat terlalu sering dilepas maupun dipas